KEBERHASILAN DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR


A.    Latar Belakang Proses Belajar-Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dimana guru sebagai pemegang peranan utama. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar-mengajar, sehingga hasil beajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Salah satu unsur penting dalam proses belajar mengajar adalah membangun kebiasaan untuk terus menerus belajar yang senantiasa haus akan informasi dan pengetahuan. Belajar bisa dilakukan dengan banyak cara, diantaranya dengan membaca, menyimak, melihat, mengalami, melakukan dan lain-lain.
Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sehingga seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Agar keberhasilan yang dicita-citakan tidak terhambat, maka seorang guru harus dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang bisa digunakan sebagai pendukung dalam proses belajar mengajar. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebaga berikut:
1.      Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar (Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 124). Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan dalam pengajaran, perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Apabila tujuan tersebut sudah jelas akan digunakan dalam proses belajar mengajar, maka hakekatnya tujuan inilah yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih satu metode yang efektif didalam pembelajaran. Sehingga keberhasilan belajar mengajar dalam setiap kali pertemuan kelas merupakan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, dengan demikian tujuan pengajaran merupakan tolok ukur yang harus dipertimbangkan dalam mencapai suatu keberhasilan.
2.      Guru / Pengajar
Guru adalah tenaga pendidik yang memeberikan sejumlah ilmu penhetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru merupakan orang yang berpengalaman dalam profesinya, dengan keilmuan yang dimilikinya dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 126). Guru mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang  kehidupannya sebelum mereka menjadi guru. Mengajar sesuai dengan bidang yang dimiliki merupakan langkah yang tepat agar dalam proses belajar mengajar dapat berhasil nantinya.
3.      Anak didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang kesekolah. Dialah manusia yang memiliki potensi sehingga siap utuk mendapatkan ilmu sesuai yang dibutuhkannya. Anak didik merupakan faktor yang paling utama didalam dunia pendidikan, tanpa adanya mereka pendidikan tidak akan dapat berlangsung. Anak didik merupakan bahan mentah di dalam proses pendidikan.
4.      Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya (Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 129). Strategi dalam penggunaan metode mengajar sangat menentukan kualitas dan keberhasilan belajar mengajar. Hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode yang berbeda akan terlihat perbedaannya. Oleh karena itu guru harus padai dalam penggunaan metode dalam keberhasilan proses belajar mengajar ini. Dengan demikian, kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5.      Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai pembuatan item-item soal evaluasi dengan penggunaan alat evaluasi. Dengan hal tersebut guru dapat melakukan penilaian-penilaian ini, yang bertujuan untuk melihat dan memantau hasil belajar dan hubungan interaksi antara pengajar dan anak didik (Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 131).
6.      Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar merupakan penataan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan dapat berhasil. Guru harus teliti dalam melihat situasi, oleh karena itu pada waktu-waku tertentu guru hendaknya melakukan proses belajar mengajar di luar kelas atau di alam terbuka.
7.      Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan dalam proses belajar mengajar. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting agar berjalannya proses belajar mengajar yang efektif.
B.     Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif yang terjadi interaksi antara guru dengan anak didik. Interaksi ini terjadi karena dalam kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk mencapai keberhasilan yang telah dicita-citakan serta mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Harapan yang selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang telah disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik. Sehingga dalam proses belajar mengajar ini dapat memberikan hasil yang sebanding dengan yang pendidik berikan.
Salah satu faktor keberhasilan seseorang adalah mempunyai konsep diri yang baik. Konsep diri adalah kunci pembuka harta karun potensial, konsep diri merupakan pondasi utama keberhasilan dalam proses pembelajaran. Konsep diri terdiri dari tiga komponen, diri yang ideal, citra diri, dan harga diri (Gunawan, 2006: 19). Disamping itu metode juga memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar ini, dapat dikatakan pembelajaran dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang sudah ada di dalam suatu tujuan.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru juga harus memiliki pandangan masing-masing. Sehingga dalam memberikan penilaian mempunyai pandangan tersendiri antara satu dengan yang lain.  Dalam suasana pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi yang akan disampaikan dan diajarkan sebagai suatu pembelajaran yang nantinya dapat dikembangkan sendiri oleh anak didik tersebut, sesuai dengan kemampuannya.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar, dapat dilakukan dengan cara mengadakan evaluasi dan melalui tes prestasi belajar. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa materi yang telah disampaikan, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang berapa besar daya serap anak didik terhadap materi tersebut.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, sehubungan dengan hal itu keberhasilan proses belajar mengajar dibagi atas beberapa tingkatan. Tingkat keberhasilan tersebut sudah maksimal, optimal, minimal atau kurang, dengan melihat tingkatan ini keberhasilan anak didik dapat diketahui dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan anak didik dan guru.
Tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan dalam proses belajar mengajar itu sendiri, apakah digunakan utuk mengulang materi bahasan secara keseluruhan, mengulang sebagian dari materi itu, menyelesaikan soal-soal secara bersama atau memberikan tugas-tugas secara khusus.
Petunjuk bahwa dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan berhasil, apabila daya serap terhadap meteri yang telah diajarkan mencapai prestasi yang tinggi. Baik secara individu maupun kelompok, karena itulah suatu proses belajar mengajar tentang suatu pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan khusus dari bahan materi tersebut.
Perubahan perilaku pada anak didik, dalam pengajaran merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktifitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan ketrampilan, sikap, penghargaan dan pengetahuan (Pupuh Fathurrohman dkk, 2007: 10).
Dalam proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, dapat menggunakan metode pembelajaran. Macam-macam metode tersebut banyak macamnya, dari yang tradisional sampai yang paling modern. Model pembelajaran merupakan keharusan dalam proses belajar mengajar, agar terselenggaranya kegiatan yang baik dan menyenangkan yang dilakukan di dalam pembelajaran di kelas dan diikuti sejumlah anak didik yag dibimbing oleh seorang guru.
C.     Macam-Macam Metode Belajar Mengajar
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya apabila tidak menguasai satu pun metode dalam belajar mengajar ini. Berikut ini beberapa metode yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah metode yang bisa dikatakan metode tradisional, karena sejak dahulu metode ini sudah digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian terpusat pada guru sedangkan anak didik hanya menerima secara pasif. Cara mengajar dengan metode ceramah dapat dikatakan sebagai tehnik kuliah, yang hanya menyampaikan keterangan atau informasi tentang bahan pengajaran dengan cara lisan. Aktivitas anak didik dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ini hanya menyimak sambil sesekali mencatat.
Adapun keuntungan meode ceramah ini adalah guru dapat menguasai seluruh kelas, dapat dijadikan organisasi kelas sederhana. Sedangkan kelemahan metode ceramah ini adalah guru sulit untuk mengetahui sampai dimana anak didik telah mengerti apa yang dsampaikannya, anak didik sering kali memberi pengertian lain dari yang telah disampaikan.
2.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajiannya dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan membimbing anak didik dalam mencapai kebenaran dan keberhasilan dalam proses belajar mengajarnya.
3.      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk memotivasi kepada anak didik agar berpikir dengan sebenarnya.Teknik diskusi ini merupakn teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya.Dengan metode ini keaktifan anak didik dapat terjadi.
4.      Metode Kisah / Cerita
Al-qur’an dan Hadits banyak meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seperti kisah malaikat, para nabi, umat terkemuka pada zaman dahulu dan sebagainya. Dalam kisah itu tersimpan nilai-nilai pendidikan yang mungkin anak didik mampu meresapinya. Sehingga dapat dijadikannya pengetahuan sebagai proses belajar mengajar.
5.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung yang sering diikuti dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses belajar mengajar terhadap pelajaran yang diterima anak didik akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk anak didik dengan baik dan benar.
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi ini dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
6.      Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah metode dalam proses belajar mengajar, anak didik diajak keluar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang mengandung sejarah. Hal ini bukan untuk rekreasi tetapi untuk belajar memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung. Sehingga wawasan anak didik terhadap pengetahuan bahan utuk belajar akan lebih luas.
7.      Metode Latihan
Metode latihan sering juga disebut dengan metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dalam menyampaikan pelajaran melalui latihan-latihan, guna melatih dan mengembangkan ketrampilan serta kemampuan anak didik tersebut.
D.    Strategi Belajar Mengajar Menurut Islam
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling ideal karena hanya berwawasan kehidupan secara utuh dan multi dimensional. Tidak hanya berorientasi untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gegap gempita, tetapi juga mengajarkan bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk dapat lebih baik di akhirat. Untuk melaksanakan tugas sebagai pewaris Nabi, pendidik hendaklah menjadikan prinsip tauhid sebagai pusat kegiatan penyebaran misi Iman, Islam, Ihsan. Dengan demikian maka tanggung jawab pendidik adalh mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan syariat-Nya.
Jadi, di dalam islam kedudukan guru adalah sangat tinggi. Guru merupakan pembimbing dan penasehat umat, jika tidak ada guru maka manusia akan menjadi hewan lantaran tidak ada pengajaran dan bimbingan. Siapa yang memuliakan guru berarti secara tidak langsung telah memuliakan Rasul, siapa memuliakan Rasul berarti memuliakan Allah, dan siapa memuliakan Allah syurgalah tempatnya. Itulah janji Allah kepada umat-Nya, maka dalam pengajaran dibutuhkan strategi yang memiliki konsep islam. Strategi belajar mengajar menurut konsep islami pada dasarnya adalah sabagai berikut:
1.      Proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan niat karena Allah SWT. Niat amat berperan dalam memberi makna dan hukum bagi pelaksanaan suatu amal atau perbuatan, niat juga merupakan faktor penentu bagi menetapkan suatu perbuatan baik, apakah perbuatan tersebut termasuk ibadah atau tidak. Sebagaimana sabda Rasullullah SAW yang artinya:
Segala perbuatan akan sah menurut niatnya. Dan bagi setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari & Muslim).
Kewajiban guru dalam menilai tujuan dan melaksanakan tugas mengajarkan ilmu adalah karena niat untuk semata-mata mendekatkan diri kepada Allah. Dan ini dapat dipandang dari dua segi, yaitu: (1) sebagai tugas kekhalifahan dari Allah dan, (2) sebagai pelaksanaan ibadah kepada Allah yang mencari keridhaan-Nya. Demikian itu untuk memurnikan tugas pendidik dan mengajar itu sendiri. Tugas mengajarkan dan mengamalkan ilmu dalam proses belajar mengajar adalah kewajiban guru, sedangkan anak didik mempunyai kewajiban menuntut ilmu dari guru tersebut. Hal ini sudah merupakan fitrah manusia yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dimana keduanya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.
2.      Konsep belajar mengajar harus dilandasi dengan niat ibadah. Dalam pengertian khusus, ibadah adalah segala kegiatan yang semua ketentuannya telah ditetapkan dalam al-qur’an dan Sunnah Nabi, serta tidak menerima perubahan, penambahan, ataupun pengurangan. Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan tertentu, yaitu untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Tujuan tersebut dijelaskan melalui firman-Nya dalam al-qur’an, yang artinya sebagai berikut:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (beribadah kepada-Ku)”.(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Landasan ibadah dalam proses belajar mengajar merupakan amal shaleh, karena melalui peribadahan, banyak hal yang dapat diperoleh oleh seorang muslim (guru dan anak didik) yang kepentingannya tidak hanya mencakup individu, melainkan universal.
3.      Di dalam proses belajar mengajar harus saling memahami posisi guru sebagai guru dan murid sebagai murid. Pendidik mempunyai kedudukan tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadits Nabi SAW “Tinta seorang ilmuan (ulama) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”. Bahkan islam menempatkan pendidikan setingkat dengan derajat para Rasul. Tentang tugas dan kewajiban seorang pendidik pada bagian khusus dari kitab Al-Ghazali, dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Mengikuti jejak Rasullullah dalam tugas dan kewajibannya.
b.      Memberikan kasih sayang kepada anak didik .
c.       Menjadi teladan bagi anak didik.
d.      Menghormati kode etik guru.
            4.      Harus menciptakan komunikasi yang seimbang, jernih, dan transparan. Kunci untuk melaksanakan strategi belajar mengajar adalah:
a.       Komunikasi yang baik antara guru dan anak didik.
b.      Kreativitas guru.
c.       Guru yang memiliki kompetensi kepribadian.
            5.      Konsep strategi belajar mengajar memerlukan kreativitas, baik metodologi dan desain pembelajaran sehingga tidak terpaku pada satu teori. Orang yang kreatif memiliki kebebasan berfikir dan bertindak. Guru adalah salah seorang yang memiliki kebebasan tersebut, yang berasal dari dirinya sendiri. Dalam hal ini Guilford menemukan bahwa faktor penting yang merupakan ciri dari kemampuan berfikir adalah:
a.       Kelancaran berfikir yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
b.      Keluwesan yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi dengan mudah dapat meninggalkan cara berfikir lama dan mengganti dengan cara berfikir yang baru.
c.       Elaborasi yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan dari suatu obyek sehingga menjadi lebih menarik.
d.      Keaslian yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang asli.
            6.  Mendidik dan ketauladanan yang baik. Al-qur’an telah memberikan contoh bagaimana manusia belajar dengan meniru. Kecenderungan manusia untuk meniru menyebabkan ketauladanan menjadi sangat penting, artinya dalam proses belajar mengajar. Rasullullah SAW dalam hal ini tentu merupakan seorang yang menjadi suri tauladan yang utama bagi umat mausia. Ketauladanan itu ada dua macam, yaitu: (1) sengaja untuk berbuat secara sadar ditiru oleh anak didik; (2) berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan kita tanamkan pada anak didik sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi anak didik.
            7.    Unuk memperoleh hasil yang maksimal, maka dibutuhkan pembiasaan. Dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan hal yang sangat penting, tanpa pembiasaan itu hidup akan berjalan lambat sekali. Karena sebelum melakukan sesuatu harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan.
            8.      Evaluasi yang baik. Evaluasi adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai dari pada sesuatu atu ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Sasaran evaluasi tidak bertujuan mengevaluasi anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik yaitu sejauh mana bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Agama islam menganjurkan evaluasi dalam segala bentuk kegiatan khususnya pada kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu evaluasi pendidikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.       Evaluasi terhadap diri sendiri
Seorang muslim termasuk guru dan anak didik yang sadar dan baik adalah mereka yang sering mengevaluasi diri sendiri, baik mengenai kelebihan maupun kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi.
b.      Evaluasi kegiatan anak didik
Evaluasi ini harus disertai dengan niat “amar ma’ruf nahi munkar”, yang bertujuan untuk memperbaiki bagi tindakan orang lain, serta untuk terlaksananya suatu tujuan pendidikan yang islami.
            9.  Proses belajar mengajar akan baik dan berhasil apabila diawali dan diakhiri dengan doa. Doa merupakan penyejuk dan penawar hati yang duka, melepaskan belenggu derita yang dialami manusia semasa hidupnya. Berdoa adalah ibadah yang khasnyang menghubungkan hati dan pikiran manusia dengan tuhannya, yang mungkin dilakukan di awal atau sesudah melaksanakn kegiatan. Dengan doa ilmu yang diperoleh akan bermanfaat, dan dengan doa kita telah menunjukkan bahwa segala sesuatu adalah di bawah kekuasaan-Nya, sekaligus bukti perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Elaine. 2002. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.
Muhammad Rohmadi dkk. 2009. Model-model Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka.
Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pupuh Fathurrohman dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Winarno Surachmad. 1990. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsitu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI MANAJEMEN DENGAN PENDEKATAN PERILAKU

PENGORGANISASIAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN