PENDIDIKAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Pada masa penjajahan kolonial Belanda untuk memperoleh pendidikan sangat sulit. karena ada berbagai peraturan yang diterapkan
oleh pihak kolonial terutama terhadap bangsa pribumi, adanya diskriminasi.
Selain itu pendidikan yang dibuat oleh pihak kolonial hanya diperuntukan untuk
mendapatkan pegawai dengan upah rendah namun berpotensi. Selain itu ruang
lingkup pendidikan tersebut sangat diawasi oleh kolonial Belanda dikarenakan
Belanda khawatir terjadinya suatu
pembrontakan akibat pemberontakan itu.
Sedangkan bangsa Indonesia sendiri memerlukan
pendidikan untuk mendukung pergerakan mereka menuju kemedekaan, oleh karena itu pendidikan di Indonesia mulai bermunculan,
baik yang sesuai dengan politik maupun
agama. Maka dari itu kami melihat ada salah satu gerakan pendidikan agama yaitu
Jam’iyatul Islah wal Irsyad Al-arabiyah, gerakan ini memberikan andil yang
cukup besar dalam pendidikan di Indonesia. Selain itu adanya tuntutan keadaan
sosial masyarakat yang sarat akan TBC (Taklid, Bid’ah dan Churafat) sehingga
adanya gerakan untuk pemurnian kembali terhadap ajaran agama Islam. Maka dari itu
kami sangat tertarik untuk mengulas tentang gerakan Al-Irsyad dalam pendidikan,
sehingga kami mengambil sebuah judul tentang “PENDIDIKAN AL-IRSYAD
AL-ISLAMIYYAH”.
Dalam penulisan makalah ini kami membuat
beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat
membatasi pembahasan agar tidak melebar. Adapun rumusan masalah yang kami
tetapkan adalah:
1.
Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan Al-Irsyad Al-Islamiyyah?
2.
Apa peranan dalam perkembangan pendidikan islam Al-Irsyad di
Indonesia?
3.
Bagaimana pasang surut pendidikan Al-irsyad Al-Islamiyyah?
Adapun tujuan
yang ingin di capai adalah untuk menjawab rumusan masalah di atas, yakni untuk
mengenai:
a.
Sejarah berdiri dan perkembangan Al-Irsyad
Al-Islamiyyah
b.
Peranan dalam perkembangan pendidikan islam Al-Irsyad di
Indonesia.
c.
Pasang surut pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
berdirinya Al Irsyad Al Islamiyah
Perhimpunan Al Irsyad Al Islamiyah (jami’at al islamiyah wal al
irsyad) berdiri pada 6 September 1914 (15 syawal 1332). Tanggal tersebut
mengacu pada pendirian Madrasah Al
Irsyad Al Islamiyah yang pertama di
jakarta. Tokoh utama pendiri Al Irsyad Al Islamiyah adalah Al alamah Syeikh
Ahmad Surkati Al-Anshori, seorang
ulama besar Mekkah yang berasal dari
Sudan. Pada mulanya Syeikh Surkati datang ke Indonesia atas permintaan
perkumpulan Jami’at khair yang
mayoritas pengurusnya terdiri dari orang-orang Indonesia keturunan arab golongan
Sayyid dan berdiri pada 1905. Nama lengkapnya
adalah Syeikh Ahmad bin Muhammad Assorkaty Al Anshory.
Al Irsyad adalah organisasi islam nasional, syarat keanggotaanya
seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Al Irsyad
adalah “warga negara Republik Indonesia yang beragama Islam yang sudah dewasa”.
Jadi tidak benar bahwa Al Irsyad merupakan organisasi warga keturunan Arab.
Perhimpunan Al-Irsyad mempunyai sifat
khusus, yaitu
perhimpunan yang beraqidah islamiyah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dibidang pendidikan, pengajaran
serta sosial dan dakwah bertingkat nasional ( AD, ps. 1 ayat 2). Perhimpunan
ini adalah perhimpunan mandiri yang tidak mempunyai kaitan dengan politik.
Syeikh Ahmad Surkati tiba di
Indonesia, menyebarkan ide- ide baru dalam lingkungan masyarakat Islam
Indonesia. Syeikh Ahmad
Surkati diangkat sebagai pemilik sekolah-sekolah yang dibuka jami’at khair
di Jakarta dan Bogor. Berkat kepemimpinan dan bimbingan Syeikh Ahmad Surkati,
dalam waktu satu tahun sekolah- sekolah tersebut. Namun Syeikh Ahmad
Sukarti hanya bertahan tiga tahun di
jami’at khair karena perbedaan paham dengan para penguasa jami’at khair, yang
umumnya keturunan arab syaid (alawiyin). Khususnya yang menyangkut persamaan
derajat, belum terserat baik, terlihat setelah para pemuka jami’at khair
dengan keras menentang fatwa Syeikh
Ahmad tentang persamaan
derajat. Karena tidak disukai Syeikh Ahmad memutuskan mundur dari jami’at khair
pada 6 septenber 1914 (15 syawa 1332 H), dan pada hari itu juga Syeikh Ahmad
bersama beberapa sahabatnya mendirikan Madrasah Al Irsyad Al Islamiyah, serta
organisasi yang menaunginya.
Setelah 3 tahun berdiri, perhimpunan Al Irsyad mulai membuka
sekolah dan cabang-cabang ditandai
dengan berdirinya sekolah (madrasah). Cabang pertama di Tegal
(Jawa tengah) pada 1917, kemudian diikuti dengan cabang-cabang Pekalongan,
Cirebon, Surabaya dan kota-kota lainya. Al Irsyad pada masa-masa awal kelahiranya dikenal sebagai kelompok
pembaharu Islam di Nusantara bersama Muhamadiyah dan Persis (pesatuan islam).
Tiga tokoh utama organisasi ini adalah Ahmad Surkati, Ahmad Dahlan, dan Ahmad
hasan yang sering disebut sebagai “ Trio pembaharu Islam Indonesia”.
Sejak didirikannya Al Irsyad Al islamiyah yang bertujuan untuk
memurnikan tauhid, ibadah, dan amaliyah islam, yang bergerak dibidang
pendidikan dan dakwah. Untuk merealisir tujuan ini, Al Irsyad sudah mendirikan ratusan
sekolah formal dan lembaga pendidikan non formal diseluruh Indonesia.[1]
2.
Perkembangan
Al irsyad Al Islamiyah
Perkembangan oganisasi Al-Irsyad kurang begitu pesat jika dibandingkan
dengan organisasi yang lahir jauh sesudahnya seperti Muhammadiyah dan NU. Hal ini bisa
dilihat karena kebanyakan para pengurus dan pendukung organisasi ini adalah
dari kalangan keturunan Timur Tengah (Arab). Adanya jarak antara masyarakat
keturunan Arab dengan pribumi menyebabkan sosialisasi organisasi ini kurang
menyentuh atau melebar ke masyarakat pribumi. Dilihat dari pergerakan keorganisasiannya, Al-Irsyad lebih cenderung
penekanannya dalam bidang sosial pendidikan. Mengenai masalah perpolitikan,
organisasi ini cenderung bersifat netral atau kurang menyentuhnya sehingga pada
hal-hal yang justru mengandung nilai perjuangan yang tinggi yaitu perjuangan
untuk ummat Islam dapat menjalankan syari'atnya dengan kafah di negara RI,
kurang mendapat respon. Hal ini tidak jauh berbeda dengan organisasi-organisasi
keagamaan Islam besar lainnya sepeti NU dan Muhamadiyah yang cenderung menerima
Pancasila sebagai satu-satunya dasar/azas negara RI dan UUD 1945 sebagai sumber
dari segala sumber hukum dengan alasan tidak ada larangan menjalankan kebebasan
agama di dalamnya. Sementara perjuangan penegakkan syari'at Islam di Indonesia
sebagian besar hanya dilakukan oleh tokoh-tokoh dan kaum militan Islam dan
sayangnya kelompok ini adalah kelompok minoritas.
3.
Peranan dan
Perkembangan pendidikan Al-Irsyad islam di Indonesia
Peran Al-Irsyad
dalam pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh dan memberikan corak
tersendiri dalam sistem pendidikan di negara kita, disaat banyaknya sekolah-sekolah yang lebih mementingkan
kepentingan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek moral, Al-Irsyad tampil
sebagai pendidikan yang menimbang aspek moral, yang bertujuan untuk
meningkatkan moral bangsa Indonesia dan menjadikan penerus-penerus bangsa yang
taat terhadap agamanya.
Al- Irsyad
memandang pendidikan adalah satu-satunya cara untuk mereformasi masyarakat
Islam. Bagi para Irsyadi, pendidikan dimaksudkan untuk mencapai dua sasaran.
Pertama, ia dimaksudkan untuk mendidik siswa dalam memahami Islam yang benar
dengan mengajarkan kepada mereka membaca dan menafsirkan Al-Qur’an dan menolak
bid’ah dan khurafat. Siswa harus dididik dalam hal ilmu pengatahuan modern dan
bahasa-bahasa agar bisa untuk mengatasi keterbelakangan masyarakat Islam. Dalam perkembangannya, organisasi ini
berlandaskan atas apa yang disebut dengan Mabadi. Mabadi berasal dari kata
Mabda dalam artian bahasa Indoneia mempunyai makna azas; sikap; prinsip;
kaidah; landasan atau keyakinan. Adapun isi Mabadi Al-Irsyad sendiri awalnya
terdiri atas
a.
Mengesakan Allah dengan sebersih-bersihnya
peng-esa-an dari segala hal yang berbau syirik, mengikhlaskan ibadah kepada
Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya dalam segala hal.
b.
Mewujudkan kemerdekaan dan persamaan dikalangan
kaum Muslimin berpedoman kepada
Al-Qur’an, As-Sunnah, perbuatan para imam yang sah serta perilaku ulama salaf
dalam persoalan khilafiyah.
c.
Memberantas taqlid buta tanpa sandaran dan
dalil naqli.
d.
Menyebarkan ilmu pengetahuan, kebudayaan
Arab-Islam dan budi pekerti luhur yang
diridhoi allah.
e.
Berusaha mempersatukan kaum muslimin dan bangsa
Arab sesuai dengan kehendak dan ridho allah.
Sekolah-sekolah Al-Irsyad pada masa
sekarang mengalami penurunan kualitas organisasi, serta mutu sekolah Al-Irsyad. Penurunan mutu ini
disebabkan:
a.
Sekolah Al-Irsyad pada masa kini tidak mengajarkan mabadi Al-Irsyad
kepada murid-muridnya, yang diajarkan adalah pelajaran ke irsyadan.
Pelajaran ini mengadopsi pelajaran kemuhammadiyahan dilingkungan organisasi
Muhammadiyah.
b.
Murid
yang tamat dari sekolah Al-Irsyad tidak diberi bekal mabadi, karena tidak cukup
mempunyai kesiapan dalam menghadapi kehidupan sesudah keluar dari jenjang
pendidikan Al-Irsyad. Dengan kata lain hanyalah merupakan usaha yang sia-sia belaka.
c.
Secara organisatoris Al-Irsyad terkena dampak akibat kurikulum
pendidikan yang salah tersebut.
d.
Guru-guru
sekolah Al-Irsyad juga tidak memahami dengan baik mabadi Al-Irsyad sehingga
tidak mampu menerapkan materi tersebut kepada anak didiknya.
e.
Mabadi Al-Irsyad merupakan barang asing, hanya untuk sebatas pelajaran
Al-Irshyad dan tidak menyentuh esensi perjuangan pembaharuan islam. Akibatnya
tidak memberikan dampak yang berarti terhadap
murid-murid.
Selain menurunya mutu,
sekolah-sekolah Al-Irsyad juga mengalami penurunan dalam jumlah kwantitas.
mengenai penyebab penurunan kwantitas murid sekolah-sekolah Ar-Irsyad
diantaranya adalah:
a)
Semakin banyaknya sekolah-sekolah yang
didirikan oleh pemerintah.
b) Penurunan mutu sekolah-sekolah Al-Irsyad
sendiri disbanding sekolah-sekolah islam dan sekolah-sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah.[2]
4.
Pasang Surut
Pendidikan Al-Irsyad
Perkembangan
Al-Irsyad pada awalnya naik pesat, kemudian menurun drastis bersamaan dengan
masuknya pasukan pendudukan Jepang ke Indonesia. Apalagi setelah Syekh Ahmad
Surkati wafat pada 1943, dan revolusi fisik sejak 1945. Banyak sekolah
Al-Irsyad hancur, diporak-porandakan Belanda karena menjadi markas laskar
pejuang kemerdekaan. Sementara beberapa gedung milik Al-Irsyad yang dirampas
Belanda, sekarang berpindah tangan, tanpa bisa diambil lagi oleh Al-Irsyad.
Sampai 1985, Al-Irsyad tinggal memiliki 14 cabang, yang seluruhnya berada di Jawa.
Namun berkat kegigihan para aktifisnya yang sudah menyebar ke seluruh pelosok
Nusantara, Al-Irsyad berkembang kembali, sejak 1986. Puluhan cabang baru
berdiri. Dan kini tercatat sekitar 130 cabang, dari Sumatera ke Papua.
Perhimpunan
Al-Irsyad Al-Islamiyyah memiliki empat organ aktif yang menggarap segmen
anggota masing-masing. Yaitu Wanita Al-Irsyad, Pemuda Al-Irsyad, Puteri
Al-Irsyad, dan Pelajar Al-Irsyad. Peran masing-masing organisasi yang tengah
menuju otonomisasi ini (sesuai amanat Muktamar 2000), cukup besar bagi bangsa.
Pemuda Al-Irsyad misalnya, ikut aktif menumpas pemberontakan G-30-S PKI bersama
komponen bangsa lainnya. Sedang Pelajar Al-Irsyad termasuk salah satu eksponen
1966 yang ikut aktif melahirkan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar
Indonesia). Di luar empat badan otonom
tersebut, Al-Irsyad Al-Islamiyyah memiliki majelis-majelis, yaitu Majelis
Pendidikan & Pengajaran, Majelis Dakwah, Majelis Sosial dan Ekonomi,
Majelis Awqaf dan Yayasan, dan Majelis Hubungan Luar Negeri. Di luar itu ada
pula Lembaga Istisyariyah, yang beranggotakan tokoh-tokoh senior Al-Irsyad dan
kalangan ahli.
Tercatat banyak
lulusan Al-Irsyad, baik dari kalangan keturunan Arab maupun non-Arab yang telah
memainkan peran penting di berbagai bidang. Lulusan pribumi yang turut berperan
penting dalam modernisme Islam di Indonesia antara lain:
a)
Yunus Anis: Alumnus
Al-Irsyad yang dikenal sebagai seorang pemimpin yang menonjol dari Gerakan
Muhammadiyah. Ia mendapat kehormatan dijuluki “tulang punggung Muhammadiyah”
karena pengabdiannya sebagai sekretaris jenderal di organisasi tersebut selama
25 tahun.
b)
Prof. Dr. T.M. Hasby As-Shiddique: Putera asli
Aceh, penulis terkenal dalam masalah hadist, tafsir, dan fikih Islam moderen.
Guru besar di IAIN Yogyakarta ini bahkan pernah menjabat Rektor Universitas
Al-Irsyad di Solo (sekarang sudah tutup)
c)
Prof. Kahar Muzakkir: Berasal dari
Yogyakarta. Lulus dari Madrasah Al-Irsyad, Kahar Muzakkir melanjutkan studinya
di Dar al-Ulum di Kairo. Ia sangat aktif berjuang untuk kemerdekaan Indonesia
dan termasuk penandatangan Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Kemudian ia menjadi
Rektor Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta.
d)
Muhammad Rasjidi: Menteri Agama
Republik Indonesia yang pertama, berasal dari Yogyakarta. Ia pernah menjadi
professor di McGill University di Montreal, Kanada, dan juga mengajar di
Universitas Indonesia, Jakarta. Semasa hidupnya menulis banyak buku.
e)
Prof. Farid Ma’ruf: Asli
Yogyakarta, profesor di IAIN, yang juga salah satu tokoh besar Muhammadiyah di
awal-awal berdirinya. Lulusan Madrasah Al-Irsyad ini sempat menjabat Direktur
Jenderal Urusan Haji di Departemen Agama.
f)
Al-Ustadz Umar Hubeis: Jabatan
pertamanya adalah sebagai Direktur Madrasah Al-Irsyad Surabaya. Di waktu yang
bersamaan ia aktif di Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Umar Hubeis
bahkan pernah menjadi anggota DPR mewakili Masyumi. Ia juga menjadi professor
di Universitas Airlangga, Surabaya. Semasa ia hidupnya beliau juga menulis
beberapa buku, terutama fikih. Yang terkenal adalah Kitab FATAWA.
g)
Said bin Abdullah bin Thalib al-Hamdani: Lulusan
Al-Irsyad Pekalongan ini sangat menguasai fikih dan menjadi professor di
Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta. Ia juga menulis buku-buku fikih. Di kalangan
cendekiawan dan intelektual Islam Indonesia, ia dijuluki Faqih Al-Irsyadiyin
(cendekiawan terkemuka di bidang hokum Islam dari Al-Irsyad). Sayang kebanyakan
bukunya yang umumnya ditulis dalam bahasa Arab, belum diterjemahkan.
h)
Abdurrahman Baswedan: Pendiri
Partai Arab Indonesia (PAI) dan aktifis Masyumi ini pernah menjadi Wakil
Menteri Penerangan RI.[3]
Tercatat banyak
prestasi yang telah diraih oleh pendidikan Al-Irsyad, baik dari tingkat SD,
SMP, SMA. Prestasi yang telah diraih oleh pendidikan Al Irsyad tahun 2007-2010
diantaranya:
a.
Jenjang I’dad Mualimin(MA Al Irsyad) &
I’dad Lughawy
No
|
Jenis Lomba
|
Juara
|
Tingkat
|
Tahun
|
Keterangan
|
1
|
Hifdzul Hadits
|
1
|
ASEAN
|
2010
|
MHQH
|
2
|
Hifdzul Hadits
|
1
|
Nasional
|
2010
|
MHQH
|
3
|
Pidato B. Arab
|
1
|
Kabupaten
|
2010
|
PORSENI
|
4
|
Pidato B. Arab
|
2
|
Propinsi
|
2010
|
POSPEDA
|
5
|
Tahfidz 20 Juz
|
2
|
Kabupaten
|
2010
|
MTQ
|
6
|
Tahfidz 20 Juz
|
2
|
Propinsi
|
2010
|
STQ
|
7
|
Tahfidz 30 Juz
|
2
|
Kabupaten
|
2010
|
MTQ
|
8
|
Tahfidz 5 Juz
|
1
|
Kabupaten
|
2010
|
MTQ
|
9
|
Tahfidz 5 Juz
|
2
|
Propinsi
|
2010
|
MTQ
|
10
|
Tartil Al-Qur'an
|
1
|
Kabupaten
|
2010
|
MTQ
|
11
|
Hifdzul Hadits
|
2
|
ASEAN
|
2009
|
Kedutaan Saudi
|
12
|
Hifdzul Hadits
|
1
|
Nasional
|
2009
|
Kedutaan Saudi
|
13
|
Hifdzul Qur'an 20 Juz
|
3
|
Propinsi
|
2009
|
DEPAG
|
14
|
Hifdzul Qur'an 5 Juz
|
1
|
Kabupaten
|
2009
|
MTQ
|
15
|
Tafsir 30 Juz Bahasa Arab
|
1
|
Propinsi
|
2009
|
STQ
|
16
|
Tafsir 30 Juz Bahasa Arab
|
1
|
Propinsi
|
2009
|
MTQ
|
17
|
Tartil Al-Qur'an
|
2
|
Kabupaten
|
2009
|
MTQ
|
18
|
Baca Puisi
|
1
|
Propinsi
|
2008
|
POSPEDA
|
19
|
Hifdzul Hadits
|
2
|
ASEAN
|
2008
|
Kedutaan Saudi
|
20
|
Hifdzul Hadits
|
2
|
Nasional
|
2008
|
Kedutaan Saudi
|
21
|
Hifdzul Qur'an
|
3
|
ASEAN
|
2008
|
Kedutaan Saudi
|
22
|
Hifdzul Qur'an
|
2
|
Kabupaten
|
2008
|
MTQ
|
23
|
Hifdzul Qur'an
|
1
|
Nasional
|
2008
|
Kedutaan Saudi
|
24
|
Qiroatul Kutub (kategori Akhlaq)
|
3
|
Nasional
|
2008
|
MQK
|
25
|
Qiroatul Kutub (kategori Akhlaq)
|
1
|
Propinsi
|
2008
|
MQK
|
26
|
Qiroatul Kutub (kategori Fiqih)
|
1
|
Nasional
|
2008
|
MQK
|
27
|
Qiroatul Kutub (kategori Fiqih)
|
1
|
Propinsi
|
2008
|
MQK
|
28
|
Qiroatul Kutub (kategori Hadits)
|
1
|
Nasional
|
2008
|
MQK
|
29
|
Qiroatul Kutub (kategori Hadits)
|
1
|
Propinsi
|
2008
|
MQK
|
30
|
Baca Puisi
|
2
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
31
|
Baca Puisi
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
32
|
Cipta Puisi
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
33
|
Cipta Puisi
|
3
|
Propinsi
|
2007
|
POSPEDA
|
34
|
Hifdzul Hadits
|
1
|
Nasional
|
2007
|
Kedutaan Saudi
|
35
|
Hifdzul Qur'an
|
1
|
Nasional
|
2007
|
Kedutaan Saudi
|
36
|
Hifdzul Qur'an 10 Juz
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
MTQ
|
37
|
Hifdzul Qur'an 20 Juz
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
MTQ
|
38
|
Kaligrafi
|
2
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
39
|
Pidato B. Arab
|
2
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
40
|
Pidato B. Arab
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
PORSENI
|
41
|
Pidato B. Indonesia
|
2
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
42
|
Pidato B. Inggris
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
POSPEDA
|
43
|
Pidato B. Inggris
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
PORSENI
|
44
|
Pidato B. Inggris
|
2
|
Propinsi
|
2007
|
POSPEDA
|
45
|
Pidato B. Inggris
|
Harapan
|
Propinsi
|
2007
|
PORSENI
|
46
|
Qiroatul Kutub
|
1
|
Propinsi
|
2007
|
MQK
|
47
|
Tenis Meja
|
Harapan
|
Kabupaten
|
2007
|
PORSENI
|
Jenjang Mutawasithah (MTs Al-Irsyad)
No
|
Jenis Lomba
|
Juara
|
Tingkat
|
Tahun
|
Keterangan
|
1
|
Tartil Al-Qur'an
|
2
|
Kabupaten
|
2009
|
MTQ
|
2
|
Pidato Bahasa Arab
|
2
|
Propinsi
|
2008
|
PORSENI
|
3
|
Qiroatul Kutub
|
Harapan 1
|
Propinsi
|
2008
|
-
|
4
|
Qiroatul Kutub
|
Harapan 2
|
Propinsi
|
2008
|
-
|
5
|
Qiroatul Kutub
|
Harapan 3
|
Propinsi
|
2008
|
-
|
6
|
Tahfidz 1 Juz & Tilawah
|
1
|
Kabupaten
|
2008
|
MTQ Pelajar
|
7
|
Tahfidz 1 Juz & Tilawah
|
1
|
Kabupaten
|
2008
|
STQ
|
8
|
Tahfidz 5 Juz & Tilawah
|
2
|
Kabupaten
|
2008
|
MTQ Pelajar
|
9
|
Tartil Al-Qur'an
|
2
|
Kabupaten
|
2008
|
MTQ
|
10
|
Tartil Al-Qur'an
|
3
|
Kabupaten
|
2008
|
MTQ
|
Jenjang Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur'an (SDITQ Al-Irsyad)
No
|
Jenis Lomba
|
Juara
|
Tingkat
|
Tahun
|
Keterangan
|
1
|
Hafalan Juz Amma (kategori TQA)
|
III
|
Kota Salatiga
|
2010
|
FASI IV
|
2
|
LCC
|
Harapan I
|
Kota Salatiga
|
2010
|
FASI
|
3
|
Pidato Bahasa Arab
|
I
|
Kota Salatiga
|
2010
|
FASI
|
4
|
Pidato Bahasa Inggris
|
I
|
Kota Salatiga
|
2010
|
FASI
|
5
|
Adzan
|
II
|
Kota Salatiga
|
2009
|
FASI
|
6
|
Komputer
|
II
|
Kecamatan
|
2009
|
DIKNAS
|
7
|
Kreatifitas dan Ketrampilan Komputer
|
II
|
Kecamatan
|
2009
|
|
8
|
Tahfizhul Qur’an Juz Amma (kategori TQA)
|
I
|
Kota Salatiga
|
2009
|
FASI
|
9
|
Komputer
|
IV
|
Kecamatan
|
2008
|
DIKNAS
|
10
|
Cerdas Cermat KKKMI
|
I
|
Kabupaten
|
2007
|
|
11
|
LCC MI
|
I
|
Kecamatan
|
2007
|
|
12
|
Mapel Agama
|
1
|
Kabupaten
|
2007
|
DEPAG
|
13
|
Mapel Agama
|
1
|
Kecamatan
|
2007
|
DEPAG
|
14
|
Alqur’an/Hadits
|
I
|
Kecamatan
|
2006
|
|
15
|
Bahasa Arab
|
II
|
Kabupaten
|
2006
|
|
16
|
Bahasa Arab
|
I
|
Kecamatan
|
2006
|
|
17
|
Bahasa Arab KKKMI
|
II
|
Kabupaten
|
2006
|
|
18
|
Bahasa Inggris
|
II
|
Kecamatan
|
2006
|
|
19
|
Mapel SKI
|
III
|
Kecamatan
|
2006
|
|
20
|
Pidato Bahasa Arab (Putra)
|
III
|
Kabupaten
|
2006
|
Porseni MI DEPAG
|
21
|
Pidato Bahasa Inggris (Putra)
|
I
|
Kabupaten
|
2006
|
PORSENI MI DEPAG
|
22
|
Bahasa Inggris MI
|
III
|
Kecamatan
|
2004
|
BAB III
KESIMPULAN
a.
Al-Irsyad sebagai pembaharu islam di
indonesia.Al-Irsyad adalah organisasi islam nasional yang didirikan oleh Syeikh
Ahmad Sorkati Al-Anshory, seorang ulama besar Mekkah yang berasal dari Sudan.
b. Peran Al-Irsyad dalam pendidkan di Indonesia
sangat berpengaruh dan memberikan corak tersendiri dalam sistem pendidikan di
negara kita, disaat banyak sekolah-sekolah yang lebih mementingkan kepentingan
aspek intelektual dan mengesampingkan aspek moral, Al-Irsyad tampil sebagai
pendidikan aspek moral, yang bertujuan untuk meningkatkan moral bangsa
indonesia dan menjadikan penerus-penerus bangsa yang taat kepada agama-Nya.
Selain itu Al-Irsyad juga turut meningkatkan mutu pendidikan, sepak terjang
Al-Irsyad dalam dunia pendidikan tidak diragukan atas kontribusinya dalam
mendidik rakyat negara kita indonesia. Pada masa kemasa Al-Irsyad pun mengalami
perkembangan yang cukup pesat.
c.
Pasang surut Al-Irsyad awalnya berkembang
dengan pesat, kemudian menurun drastis bersamaan dengan masuknya pasukan
penduduk Jepang ke Indonesia, dan setelah kematian Syeikh Ahmad Sorkaty
DAFTAR
PUSTAKA
Abu, Zaid. 2009. Prestasi dan
Keunggulan Al-Irsyad. http://www.pesantrenalirsyad.org (04 April 2011 pukul 12.10)
History, upi. 2010. Islam dan
Pendidikan Al-Irsyad. http://www.blogspot.com (16 Maret 2011 pukul 16.30)
Husen Bajerei. 1996. Al-Irsyad Mengisi Sejarah
Bangsa. Jakarta: Presto Prima Utama.
Komentar
Posting Komentar