METODE PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISHBAH


A.     PENDAHULUAN
      1.  Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Hakikat pendidikan Islam pada dasarnya adalah upaya sadar dari manusia untuk meningkatkan kualitas seutuhnya, seimbang antara jasmani dan rohani yang berbudipekerti luhur, terampil, cerdas, dan bertanggung jawab kepada Islam, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan juga berperan untuk mengembangkan segala potensi pada tiap individu baik yang berupa potensi kognitif, potensi afektif, dan potensi psikomotorik, yang semua potensi tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam menunjang tarbiyah Islam dan dalam pelaksanaan tugas sebagai khalifah(Yunus, 2004: 10-11),dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan mampu melaksanakan fungsinya sebagai hamba dan khalifah Allah, guna membangun dunia dengan konsep yang ditetapkan Allah, dengan kata yang singkat dan sering digunakan oleh al-Qur’an yaitu untuk bertaqwa kepada-Nya (Quraish shihab, 2013: 93).
Karena itu, sepanjang sejarah peradaban manusia, pendidikan telah memegang peranan penting dalam pembentukan dan perubahan perilaku secara individu maupun masyarakat, dari perspektif individu, pendidikan merupakan upaya aktualisasi dan optimalisasi potensi dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Sedangkan dari perspektif masyarakat, pendidikan merupakan proses kulturisasi, yakni sosialisasi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berkembang pada suatu masyarakat.
Apabila diperhatikan dalam proses perkembangan pendidikan agama Islam di Indonesia, bahwa salah satu gejala negatif sebagai penghalang yang paling menonjol dalam pelaksanaan pendidikan Islam ialah masalah metode mengajar atau mendidik agama. Meskipun metode tidak akan berarti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen-komponen lain; dengan pengertian bahwa metode baru dianggap penting dalam hubungannya dengan semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi, evaluasi, situasi dan lain-lain (Zuhairini, 1983: 79).
Seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar, kalau ia benar-benar menginginkanagar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidak mencukupi, ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima (Ramayulis, 2001: 107).
Akibat dari masalah metode yang kurang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka ketercapaian tujuan pendidikan menjadi terlewatkan, dalam konteks seperti itu, ada ungkapan yang menyebutkan bahwaat-hthariqah ahammu min al-madda (metode lebih utama dari materi).Ungkapan ini menjelaskan bahwa metode pendidikan Islam berpengaruh untuk mencapai tujuan pendidikan (Zein, 1995: 7).
Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan di atas (at-hthariqah ahammu minal maddah), karena sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan (Anwar, 2003: 42).Peran dan strategi tersebut memerlukan adanya pengembangan dan peningkatan metode pelaksanaannya serta selalu berpegang pada nilai-nilai normatif agama (al-Qur’an dan hadis), sehingga ia tetap memainkan peranan tersebut, serta mampu memberikan alternatif solusi dari berbagai problema yang dihadapi umat manusia, baik secara individu maupun masyarakat (Fauziah,2001: 211).
Pendidikan Islam saat ini sedang dihadapkan pada berbagai persoalan perkembangan, baik menyangkut aspek teoritis, metodologis maupun politis yang terjadi.Oleh sebab itu, praktisi pendidikan Islam dituntut untuk mampu merumuskan format dan strategi pengembangan yang tepat bagi pendidikan Islam.Persoalan yang selalu dialami Pendidikan Islam sampai sekarang ini, salah satunya adalah metode pengajaran yang statis dan kaku (metode pendidikanIslam didominasi dengan metode ceramah) (Arief, 2002: 218).
Al-Qur’an memuat nilai-nilai normatif pendidikan Islam, tidak terkecuali metode pendidikan Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Fadhil al-Jamaly, bahwa gaya bahasa (uslub) dan ungkapan (tadbir) yang terdapat dalam al-Qur’an menunjukkan bahwa ayat-ayat itu mengandung metode pendidikan dengan corak dan ragam yang berbeda-beda sesuai dengan waktu dan tempat serta sasaran (khitab) yang dihadapi.Armai Arif secara lebih tegas mengatakan bahwa motode pendidikan Islam dan penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis (Arief, 2002: 41).
Kata metode yang dalam bahasa Arab biasa diungkapkan dengan berbagai kata, seperti: at-thariqah (jalan), manhaj (sistem), dan al-wasilah (perantara), namun yang dekat dengan perngertian metode adalah at-thariqah. Kata at-thariqah terdapat dibeberapa tempat dalam al-Qur’an, antara lain:
1.      Surat al-Ahkaf ayat 30:
“Memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus”.

2.      Surat Thaha ayat 77
“Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".

3.      Surat Jin ayat 16:
“Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)”.
4.      Surat al-Mu’minun ayat 17:
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (kami)”.
Beberapa ayat di atas terlihat jelas bahwa Islam telah banyak berbicara tentang metode yang diartikan dengan jalan, walaupun masih bersifat global, karena jalan dalam pengertian metode dalam dunia pendidikan Islam dimaksudkan sebagai cara, teknik bahkan strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan kognitif, psikomotorik, dan afektif (Syar'i, 2005: 70).
Metode pendidikan Islam sebagai suatu cara atauteknik yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan Islam agar efektif dan efisian mencapai tujuan dan sasaran, berupa diketahui, dipahami, dan dikuasai semua materi oleh anak didik, maka harus mempertimbangkan berbagai hal terkait, seperti: potensi anak didik, keterampilan pendidik, materi, kondisi dan situasi serta media dan sarana yang tersedia (Syar'i, 2005: 71).Ada beberapa metode pendidikan Islam yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang mendasarinya dan perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mana yang terbaik, yang sesuai atau efektif (Ramayulis, 2001: 109).
M. Quraish Shihab melihat bahwa metodologi yang baik adalah interaksi dari tiga arah antara sesama pendidik (dosen) antara pendidik dan peserta didik, dan antara sesama pesert didik.Metodologi Pendidikan Islam tidak hanya cukup dilengkapi melalui berbagai komponen tetapi juga harus disertai dengan kesadaran yang tinggi bagi peserta didik untuk belajar (Quraish Shihab, 2013: 183).
Al-Qur'an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing (Quraish Shihab, 2003: 3). Banyak penulis buku yang mengungkap apa yang terdapat dalam al-Qur'an, salah satunya Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, MA. Buku hasil karya M. Quraish Shihab seperti Tafsir al-Misbah dan karangan-karangannya yang lain yang dikemukakan sangat menarik untuk dibaca dan begitu mempesona, terutama pemikirannya mengenai metode pendidikan, ada beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh M. Quraish Shihab dan metode-metode pendidikan ini perlu untuk dipelajari kemudian dipraktekkan dalam dunia pendidikan.
Usaha untuk mengungkapmetode pendidikan Islam yang terdapat dalam al-Qur'an bisa dilakukan dengan mengkaji beberapa buku hasil karya M. Quraish Shihabterutama Tafsir al-Misbah, bahasa-bahasa M. Quraish Shihab yang mudah dipahami memudahkan pembaca untuk memahaminya dan pemikiran-pemikiran M. Quraish Shihab selalu dikaitkan dengan perubahan zaman sehingga sampai kapanpun pemikiran-pemikirannya selalu menarik untuk dibaca.
Tafsir Al-Mishbah yang ditulis oleh M. Quraish Shihab berjumlah XV volume, mencakup keseluruhan isi al-Qur’an sebanyak 30 juz.Kitab ini pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Lentera Hati, Jakarta, pada 2000.Kemudian dicetak lagi untuk kedua kalinya pada 2004. (Masduki, 2012: 20). Warna keindonesiaan yang ditampilkan oleh penulis menjadikan penafsirannya menarik dan khas, serta sangat relevan untuk memperkaya khazanah pemahaman dan penghayatan umat Islam terhadap rahasia makna ayat Allah swt. (Aminah, 2013: 94-95).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik dan mencoba mengangkat pemikiran Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, MA mengenai metode pendidikan Islam, oleh karena itu penulis mencoba membahasnya dalam tesis dengan judul “Metode Pendidikan Islam menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah”. 
2. Rumusan Masalah
          Berdasarkan uraian tentang latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
  “Bagaimanakah metode pendidikan Islam menurut Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah?
3 Tujuan Penelitian
“Mendeskripsikan metode pendidikan Islam menurut Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah”
 4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitihan ini adalah:
a.       Bagi penulis, penelitian ini sebagai bekal teoritis dan praktis dalam menerapkan metode pendidikan yang terdapat dalam al-Qur'an di lapangan.
b.      Bagi bidang keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperkaya khasanah pemikiran dalam kependidikan terutama pendidikan Islam.
c.       Praktek kependidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan terutama pendidikan Islam.
B.    Landasan teori
            1. MetodePendidikan Islam
Secara etimologi, kata metode berasal dari dari dua suku kata, yaitu meta dan hodos.Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan” atau “cara”. Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan (Nata, 1997: 91).
Adapun pengertian lain dari metode yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusundalam suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan yang telah disusun secara optimal (Wina, 2010:147).Sedangkan menurut Pupuh Fathurraohman metode adalah cara-cara untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik supaya tercapai tujuan yang telah ditetapkan (Fathurraohman, 2007: 55).
Pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap) seseorang, dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat berwujud: (a) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seseorang atau kelompok peserta didik dalam menanamkan dan/atau menumbuhkembangkan ajaran agama Islam dan nilai-nilainya (b) segenap penomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan/atau tumbuhankembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak (Muhaimin, 2001: 30).
Pengertian lain dari pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan oleh individu atau lembaga pendidikan secara sadar yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah untuk mencapai kebagahiaan di dunia dan di akhirat (Arifin, 2000: 8).
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode apabila metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya:
Metode pendidikan Islam adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan agama Islam kepada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pendidikan Islam (Nata, 1997: 92).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka metode pendidikan Islam adalah suatu cara yang dilakukan oleh individu atau lembaga pendidikan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, supaya tertanam nilai-nilai ajaran Islam didalam diri setiap pesrta didik sehingga tercapainya kehidupan yang sejahtera di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan pendidikan Agama Islam.
                          2. Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab, MA adalah seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al Qur’an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998). Ia dilahirkan di Rappang, pada tanggal 16 Februari 1944. Orangtua Quraish Shihab adalah Bapak Abdurrahman Shihab dan Ibu Asma Aburisyi.Quraish adalah putra ke-empat dari 12 bersaudara.
                       3. Tafsir Al-Mishbah
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an merupakan kitab tafsir yang dikarang olaeh M. Quraish Shihab yang terdiri dari XV volume, mencakup keseluruhan isi al-Qur’an sebanyak 30 juz. Kitab ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2000.
C.    Metode penelitian
Sebuah penelitian harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, oleh sebab itu diperlukan metode atau cara tertentu yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas. Metode atau cara dipilih untuk mengahasilkan data-data yang baik dan mendapatkan jawab dari permasalahan yang ada. Adapun metode dalam penelitian ini adalah:
                         1. Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian kepustakaan (library research). Penelitian Kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan diruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah (Fathoni, 2006: 95).Pada Penelitian ini akan menganalisis metode pendidikan Islam menurut M. Quraish Shihab yang terdapat pada Tafsir Al-mishbah.
                           2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana (discourse analysis). Menurut Mustari analisis wacana merupakan salah satu cara mempelajari pesan. Selain itu dapat  membedakan muatan teks yang bersifatnyata (manifest), ia juga dapat memfokuskan pada pesan yang tersembunyi (laten). Titik perhatian bukan hanya pada pesan (massage) tetapi juga makna yang laten (Mustari, 2012: 78). Analisis wacana ini digunakan untuk menganalisis metode pendidikan Islam menurut M. Quraish Shihab yang terdapat pada Tafsir al-Mishbah.
.                          3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primernya adalah Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, karangan M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati. Sedangkan sumber skunder adalah buku-buku atau hasil penelitian lain yang terkait dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
                           4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi.Dokumentasi adalah mengumpilkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti monograf, catatan-catatan serta buku-buku (Tanzeh, 2011: 92).Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, karangan M. Quraish Shihab
                           5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis hermeneutika yaitu untuk menganalisis dan menginterprestasikan data yang berpusat pada makna data kualitatif khususnya data teks.Ketika peneliti telah mengumpulkan data teks, maka peneliti harus mampu mengurutkan, mengartikan (menginterprestasikan), dan menjelaskan data yang terkumpul sehingga dapat dipahami (Sarosa, 2012: 77).
Cara kerja hermeneutika adalah memfokuskan pada objek yang berkaitan dengan simbol-simbol, bahasa, atau teks-teks serta karya budaya lain (Kaelan, 2012: 195). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data berupa teks, mengurutkan tafsir teks menjadi data yang sistematis, mengartikannya (menginterprestasikan) data dan menjelaskan data yang terkumpul sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan masalah penelitian, yaitu mengetahui metode Pendidikan Islam menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah (Mukhtar, 2009: 198):
a.       Meringkas data
Hal ini dilakukan agar data yangdipersentasikan dapat dipahami dan diinterprestasikan secara objektif, logis, dan proposional sehimgga data dapat di gabungkan dan memiliki kesinambungan dengan pembahasan-pembahasan yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti meringkas data yang berupa beberapa ayat dalam tafsir al-mishbah yang memiliki kesinambungan dengan pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan metode pendidikan Islam.
b.      Menentukan berbagai pola, tema, dan yang telah dikumpulkan dari berbagai bacaan
Data-data yang telah terkumpul dari berbagai bacaan dan telaah yang telah dilakukan penelitih, ditarik berbagai pola, tema, atau topik-topik pembahasan.Penarikan berbagai pola, tema dan topik harus relevan dengan masalah yang telah dibangun sebelumnya.Dalam penelitian ini, penelitih mensistematisasi beberapa ayat dalam Tafsir al-mishbah yang berhubungan dengan metode pendidikan Islam.

c.       Mengembangkan sumber-sumber data
Data-data yang telah dihimpun, diuraikan atau dikemukakan apa adanya, sesuai dengan sumber data yag diperoleh. Teknik dalam menguraikan data-data ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penguraian data adalah bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit, sistematis dan fokus pada tema, pola, topik yang telah dirancang.Penelitian ini penulis menguraikan data dalam tafsir al-Mishbah yang berhubungan dengan metode pendidikan Islam, lalu menarik kesimpilan dari data yang telah dianalisis.
                                  6. Keabsahan data
Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data yang berupa konfirmabilitas (konfirmability) yaitu data yang diperoleh dapat dilacak kebenarannya dan sumber informasinya jelas (Satori, 2013: 167). Konfirmabilitas berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian.Teknik ini untuk mengecek kebenaran sumber rujukan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tafsir al-mishbah karangan M. Quraish Shihab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI MANAJEMEN DENGAN PENDEKATAN PERILAKU

PENGORGANISASIAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN